Loading...

ADMINISTRATOR Minggu, 18 AGUSTUS 2024 137 Kali

Mengenal Pakain Adat ASN Kelurahan Taman Sari Pada Upacara 17 Agustus 2024


Upacara peringatan hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79 di Kecamatan Taman Sari para Eselon III dan IV menggunakan pakaian adat nasional. Penggunaan pakaian adat nasional bagi pejabat Eselon III dan IV serta ASN lainnya menggunakan Pakain Sadariah Betawi sebagaimana tertuang dalam undangan Camat Kecamatan Taman Sari.


Ragam pakain adat nasional Upacara 17 Agustus 2024 meriah, elegan dan menunjukan keberagamaan nusantara. Camat Taman Sari menggunakan pakain Ujung Serong khas Bangsawan Betawi. Ujung Serong umumnya dikenakan bangsawan atau Demang Betawi. Pada perayaan upacara digunakan Pemimpin Upacara.

Aparatur Sipil Negara (ASN) Kelurahan Taman Sari juga turut mengikuti upacara 17 Agustus Kecamatan Taman Sari. Lurah Abdul Malik Raharusun bersama Sekretaris Kelurahan Lina Agustina kapelan pakain adat Maluku. Kasi Pemerintahan Hermawan dan Kasi Kesejahteraan Masyarakat Junaidi menggunakan pakaian Pangsi Betawi, Kasi Ekonomi Pembangunan Petrix Arizona mengunakan pakain Putri Solo dan Pengurus Barang Muhamad Ali Juanda dan Bendahara Wagita mengenakan pakain Sadariah Betawi.


Lurah dan Sekretaris Kelurahan Taman Sari menggunakan pakain adat Maluku. Baju adat yang digunakan yakni Baju Cele dari Ambon. Pilihan kapelan baju Cele ini juga karena dominasi warna Merah dan Putih selaras dengan nuansa peringatan Kemerdekaan. Baju Cele biasanya digunakan kalangan keluarga Istana di Maluku mengikuti upacara adat, pelantikan Raja dan lainnya. 

Untuk perempuan, setelannya terdiri dari kebaya putih, sarung tenun, dan aksesoris berupa konde hingga bunga ron. Sementara, setelan laki-laki terdiri dari kemeja putih, jas merah, dan celana merah atau hitam atau juga putih. Warna Merah-Putih adalah warna adat Maluku, pengunaan Jas “kemungkinan” terpengaruh kebudayaan Eropa yakni Belanda-Portugis, Mahkota Pria-Wanita pengaruh kebudayaan Islam Melayu dan garis motif-motifnya kebudayaan Melanesia.


Baju Pangsi Betawi digunakan Kasi Pemerintahan dan Kasi Kesra adalah Pakaian adat Betawi sering dipakai oleh para jawara Betawi yang notabene para pendekar. Satu setel pakaian ini terdiri dari Baju Tikim dan Celana Pangsi. Berdasarkan catatan sejarah, Baju Tikim dan Celana Pangsi mendapatkan pengaruh dari budaya China. Baju Tikim berasal dari Bahasa Hokkian, yakni Tui Kim. Dan Celana Pangsi berasal dari Phang Si. Keduanya diadaptasi dari pakaian orang-orang China yang tinggal di Batavia.

Baju Sadaria dikenakan Pengurus Barang dan Bendahara. Dikutip dari gramedia blog, Baju Sadaria digunakan oleh para laki-laki Betawi dan seringkali dipasangkan dengan Kebaya Encim. Pakaian ini sering digunakan dalam festival Abang None dan juga Pekan Raya Jakarta. Penampilan pakaian yang sederhana namun bersahaja ini tentu familiar bagi Grameds semua. Baju Sadaria ini berupa baju taqwa atau baju koko yang berkerah Shanghai (kerah tertutup) setinggi 3-4 cm. Umumnya pakaian ini berwarna putih dan berlengan panjang. 



Kasi Ekbang, Ibu Patrix mengenakan kebaya Putri Solo. Bu Patrix tampil anggun ciri khas Putri Solo, paling tidak ini terlihat dari jalannya yang lamban sembari menguji kesabaran kami. Baju Kebaya berasal dari Jawa khusunya digunakan pada acara pernikahan dana tau peringatan kenegaraan Upacara dan paling popular saat peringatan hari Kartini. Kebaya hadir disetiap daerah di nusantara dengan ciri khas motif dan warna setiap daerah. 

Warna-warni pakain adat yang digunakan ASN Kelurahan Taman Sari juga mencerminkan keragaman di Taman Sari serupa ragam warna bunga di Taman. Diegahayu Republik Indonesia ke-79 tahun. Sukses Jakarta untuk Indonesia. Nusantara Baru, Indonesia Maju.


Kembali
© Taman Sari Jakarta, All Right Reserved.